Hoaks dan Berita Bohong Menjadi Bisnis Para Petualang Politik dan Oknum Jurnalis

BREBES, SUARA JAVAINDO – (05/08/24). Menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang dilaksanakan pada 25 September 2024, ruang digital kerap dijadikan sebagai ladang subur tumbuhnya peredaran berita hoaks atau kabar bohong. Bahkan, hoaks kerap dijadikan senjata untuk para tim sukses untuk menyerang lawan politik.Berita bohong yang muncul di dalam digital (medsos) itu disengaja, artinya dengan sadar ingin mengacaukan dunia digital.

Dalam tendensinya ber-anekan ragam kepentingan dan tujuannya. Dalam hal ini memang berita hoaks tidak lepas dari persoalan kita termasuk pada moment Pilkada 2024.

Niat intelektual pembuat berita bohong pun ingin menjadi acuan pokok perhatian dan atau sebuah niatan mediasi hingga terjadinya nominal angka sebagai acuannya. Karena peredaran nominal pada peristiwa pemilihan kepala daerah sangat besar, ini akan memunculkan berbagai teori dan siasat oleh para petualang politik atau para pemburu isu untuk menggali keuntungan secara sepihak.

Menjadi perhatian serius kala hembusan isu berita bohong terjadi, melalui berbagai macam cara diatur agar keberadaan isu tersebut seakan-akan menjadi nyata dimata masyarakat yang notabene mempunyai hak sebagai pemilih.

Menurut Setiawan Wibisono S.TH (Tim Ses Bacalon Bupati bidang Intelektual dan strategi) mengatakan,

“penyebaran konten hoaks itu akan memunculkan kerawanan-kerawanan baru sekaligus kepada pihak yang lain, juga akan bisa melahirkan narasi-narasi menurut selera penyebar hoaks. Jadi, tidak hanya akun pasangan calon atau tim sukses, tetapi orang lain pun juga akan bisa merekayasanya, dengan demikian mudahnya supaya terjadi berita-berita yang menyesatkan publik”.

Sudah menjadi resiko ketika berita hoaks itu muncul tergantung bagaimana penyikapan para kandidat untuk mengatasinya.

Menyikapi hal tersebut, Bacalon Bupati Brebes Wahyu Surya Gading SH mengatakan salah satu upaya yang dilakukan pihaknya guna mencegah dampak buruk dari melimpahnya pemberitaan berita palsu di jagat maya dengan melakukan Blow-up narasi isu positif juga jalur-jalur hukum yang tersedia dalam aturan hukum Republik Indonesia.

Saat ini masyarakat perlu berhati-hati apabila menerima suatu informasi atau berita.

“Jadi, ini sesuatu yang harus kita lakukan pada publik bahwa kita ingin membersihkan dunia medsos ini untuk kebaikan kita semuanya agar supaya kita ini tidak termakan pada penyakit yang disebut dengan infodemic atau tsunami informasi,” ujar Wahyu Surya Gading SH.

Himbauan kepada kaum intelktual media agar bijak dalam membuat sebuah isu agar masyarakat mendapatkan informasi yang bersih dan menyehatkan, apalagi dalam Pilkada 2024.

“Hendaknya sebuah informasi melalui proses ketentuan jurnalis yang benar. Saat menyebutkan nama dan foto figur tidak untuk kepentingan sepihak, sebab dampaknya dapat merugikan diri sendiri, akun serta medianya. Buatlah narasi pemberitaan yang sesuai dengan fakta di lapangan”, tutup Wahyu Surya Gading SH.

Pewarta : Nandang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *