Nelayan Kecil Tasikagung Keluhkan Pendangkalan Sungai Karang Geneng Kepada Cabub Harno

SUARAJAVAINDO.COM –REMBANG -Gabungan Nelayan desa Tasikagung dan sebagian dari desa Tanjungsari keluhkan pendangkalan sepanjang sungai Karanggeneng sejauh hampir 600 meter. Sejak hampir dua dekade pendangkalan dan mangkrak bangkai kapal disungai karanggeneng tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Mereka berkumpul di geladak kapal nelayan yang bersandar di sekitar bangkai kapal, turut desa Tasikagung, untuk menyambut kedatangan Cabup Harno. Mereka ingin menyampaikan keluhan kondisi sungai yang sudah danhan . Selasa (17/09/24)

Setiba di galangan geladak Kapal Harno disambut dengan yel yel nelayan dan mak-mak “ Harmonis” Pasti menang ,pasti menang pasti menang. Dihadapan gabungan nelayan Harno menyampaikan bahwa bila ia terpilih kami akan mencari terobosan untuk mengeruk pinggir sungai yang sudah dipenuhi dengan bangkai kapal.

Kalau ini dibiarkan maka di pintu masuk barat pelabuhan Tasikagung kian kumuh dan seakan tidak mencerminkan bahwa di Rembang itu ada pelabuhan Kawasan Bahari Terpadu (KBT) yang menjadi ikon kota Rembang.

Agar pelabuhan menjadi ramai dan pusat perekonomian nelayan menjadi hidup maka perlu untuk mempercantik gerbang masuk Pelabuhan TPI pada KBT,”terang Harno dihadapan nelayan yang disambut dengan tepuk tangan dan yel yel harno Bupati,Harno Bupati. Harmonis menang.

Sementara itu anggota team pemenangan Harmonis Joko menambahkan bahwa kami team Harmonis sangat peduli dengan nelayan kecil yang selama ini kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Kami akan selalu ada untuk mereka. Ketika ditanya target untuk desa Tasikagung ia dengan tegas mengatakan ,”TARGET KITA menang 90%.”

Tokoh masyarakat desa Tasikagung Muktari yang didampingi Ketua gabungan nelayan kecil Jhoni dihadapan awak media menyampaikan bahwa kami nelayan kecil sepanjang sungai Karanggeneng meminta pak Harno bila terpilih jadi Bupati Rembang untuk bisa mengeruk kali karanggeneng yang sudah dangkal dan dibiarkan bertahun-tahun.

Bila musim barat tiba prahu-prahu kami tidak bisa masuk untuk tempat bersandar. Kalau ombak besar angin barat datang kami juga harus menyelamatkan prahu kami. Nah kalau tidak ada tempat bersandar nasib prahu kami bagaimana?,”keluhnya .

“Lanjut Jhoni ,” karena kita sudah punya pelabuhan KBT seyognya nelayan sepanjang sungai Karanggeneng bisa menyandarkan prahu-prahu kecil kami ketika musim baratan telah tiba. Pendangkalan yang sudah memasuki berpuluh-puluh tahun ini sangat menyusahkan kami untuk masuk dan menyandarkan perahu kami.

Kami harus antri dan minggir sedikit ketepi agar prahu kami tidak menyerempet prahu yang bersimpangan. Karena harus satu persatu untuk bisa masuk ke selatan. Kami berharap bila Harmonis memenangkan pertarungan Bupati Rembang untuk segera menindaklanjuti keluhan pengdangkalan sungai karanggeneng “pungkasnya.

(Sigit).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *