Ratusan Jamaah Hadiri Pengajian Komunitas Salapanan di Sasana Tinju Sutan Rambing

SEMARANG – Suarajavaindo.com – Sebanyak lebih dari 400 orang menghadiri Pengajian Komunitas yang digelar di Sasana Tinju Sutan Rambing, Semarang, pada Kamis malam (12/6). Kegiatan ini mengangkat tema “Pengorbanan Teladan Nabi Ibrahim” dan menjadi ruang pertemuan lintas komunitas dengan pendekatan yang unik menggabungkan dakwah Islam dan seni budaya Nusantara.

Acara dibuka dengan pembacaan doa dan sambutan dari pengampu pengajian, Dr. H. AM Jumai, SE., MM., yang menyampaikan bahwa pengajian komunitas ini adalah bagian dari tradisi selapanan digelar setiap 35 hari sekali sebagai bentuk dakwah yang inklusif, membumi, dan melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Suasana menjadi semakin khidmat ketika Dr. KH. In’am Muzzahidin Mashudi, M.Ag. menyampaikan ceramah agama utama. Dalam tausiahnya, beliau menekankan nilai-nilai pengorbanan, keikhlasan, serta keteladanan Nabi Ibrahim sebagai landasan spiritual yang harus terus hidup dalam kehidupan umat Islam, khususnya dalam konteks sosial dan kebangsaan saat ini.

Yang membuat acara ini semakin menarik adalah penampilan wayang kulit dengan lakon “Brotoseno” yang dibawakan oleh budayawan sekaligus dalang kondang, H. Ketut Budiman, ST., MT.Eng. Penampilan tersebut diiringi oleh tabuhan gamelan dari Jati Nugroho Joko Edan dan suara merdu Sinden Umi Nuraini, menambah kesyahduan malam itu.

Kolaborasi antara dakwah dan budaya ini disambut positif oleh para hadirin. Selain memberikan wawasan spiritual, pertunjukan tersebut juga berperan dalam melestarikan budaya lokal. Hal ini sejalan dengan misi pengajian komunitas yang tidak hanya berorientasi pada aspek religius, tetapi juga sosial dan kebudayaan.

Turut hadir dalam acara ini sejumlah tokoh penting, antara lain KH. Muhyiddin selaku Sekretaris MUI Jawa Tengah, Ahmad Fuad sebagai Ketua DMI Kota Semarang, serta perwakilan dari berbagai organisasi masyarakat (Ormas), LSM, dan jamaah dari NU, Muhammadiyah, hingga LDII se-Kota Semarang.

Dalam wawancaranya, Dr. Jumai menegaskan bahwa pengajian komunitas ini dirancang untuk menciptakan ruang spiritual yang terbuka dan ramah bagi semua kalangan. “Ini bukan hanya pengajian, melainkan gerakan kebudayaan dan sosial. Kami ingin mencerdaskan, mencerahkan, menggerakkan, dan menggembirakan umat,” ujarnya.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi lintas elemen agama, budaya, olahraga, dan komunitas dapat berjalan harmonis dan saling menguatkan. Dengan lokasi yang tidak lazim, yaitu di sebuah sasana tinju, acara ini justru menunjukkan bahwa ruang dakwah bisa hadir di mana saja, selama semangat persatuan dan kebersamaan diutamakan.

Pengajian komunitas selapanan ini telah memasuki putaran ke-10 dan akan terus dilanjutkan dengan tema serta narasumber yang bervariasi. Dengan pendekatan yang menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model dakwah kultural yang mampu merawat ukhuwah Islamiyah dan memperkuat kebhinekaan Indonesia,” pungkas Dr. AM Jumai SE.MM

      #poerBled'eks.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *