Sebanyak 140 Sekolah di Jateng Dilibatkan Dalam Pelaksanan Uji Coba PTM.

SUARAJAVAINDO.COM. SEMARANG

Tanpa terasa, sudah setahun pandemi Covid-19 berlangsung dan kita masih belum tahu kapan akan berakhir. Yang pasti, pandemi berdampak pada semua sektor, termasuk pendidikan, yang mengharuskan semua orang untuk tetap berada di dalam rumah dan menjalankan kegiatannya dari rumah, termasuk sekolah, dengan metode Pembelajaran Jarak Jauh.

Ternyata, dengan metode pembelajaran jarak jauh, turut memberikan dampak pada siswa dan orang tuanya, dari kurang efektifnya sistem pembelajaran karena dilakukan secara daring, maupun keluhan orang tua yang sulit menjalankan peran sebagai guru. Meski demikian, harapan mulai terbuka, karena pemerintah menyatakan, bahwa Pembelajaran  Tatap Muka akan dilaksanakan dalam waktu dekat, yakni pada bulan Juli mendatang.

Pemerintah pun mengisyaratkan kepada daerah-daerah, untuk mulai mempersiapkan metode pembelajaran tatap muka di masa pandemi ini. Salah satu daerah yang sedang uji coba adalah Jawa Tengah. Sebanyak 140 sekolah dilibatkan dalam pelaksanaan uji coba itu.Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, uji coba akan dilakukan di tingkat 35 SMP, 35 SMA, 35 SMK dan 35 MA yang ada di Jawa Tengah.

Pelaksanaan uji coba Pembelajaran Tatap Muka, menurut Ganjar akan dilaksanakan dengan ketentuan ketat. Sekolah dan orang tua siswa wajib melakukan protokol kesehatan dari siswa berangkat, di dalam sekolah hingga pulang ke rumah.

Ganjar juga  menerangkan, setelah uji coba tahap pertama sukses, maka akan dilakukan evaluasi pada 19-23 April. Setelah itu, uji coba tahap kedua akan digelar pada 26 April sampai 7 Mei dengan penambahan jumlah sekolah atau penambahan siswa.

Ketua Komisi E DPRD Jateng Abdul Hamid menuturkan Pemkab/Pemkot bersama Pemprov Jateng dapat mulai menyiapkan sarana transportasi bagi siswa yang tidak memiliki kendaraan, jika sekolah kembali dibuka pada masa pandemi Covid-19.

Menurutnya penyiapan angkutan umum itu perlu dilakukan karena masih banyak siswa sekolah yang memanfaatkan angkutan umum hingga dikhawatirkan berpotensi menimbulkan penularan Covid-19,”ujar Hamid

Hamid menambahkan Pemerintah daerah bisa bekerja sama dengan TNI-Polri, orang tua murid dan pengusaha angkutan untuk dapat menyediakan kendaraan bagi siswa, mengingat tidak semua siswa memiliki kendaraan sendiri.

Selain pihak sekolah, lanjutnya, Pemerintah Daerah juga harus melindungi kesehatan bagi para siswa dalam dengan menyiapkan angkutan umum yang steril sesuai protokol kesehatan.

Dia menambahkan transportasi yang digunakan nantinya harus mematuhi protokol kesehatan. Seperti menyediakan hand sanitizer, pembatasan penumpang dan menerapkan jarak. Sementara, siswa akan diizinkan naik jika memakai masker atau face shield,” tutupnya saat menjadi nara sumber Sialog bersama Parlemen Jawa Tengah yang siaiarkan langsung MNC Trijaya FM  di ruang Bahana Hotel Noormans, jalan Teuku Umar 27 Semarang, Selasa ( 30/3/2021).

Sementaraa Direktur Pasca Sarjana UPGRIS Ngasbun Egar menuturkan dengan kesiapan pembelajaran tatap muka sebaiknya dipersiapkan secara matang di antara terkait kepastian kesehatan dan keselamatan siswa, guru, dan tenaga pendidikan di sekolah, kondisi penyebaran Covid-19 di daerahnya.

Selain itu, tutur Ngasbun, ketersedian sarana prasarana dan fasilitas layanan kesehatan sesuai protokol kesehatan di sekolah, sarana transportasi siswa, guru, dan tehnik. Waktu belajar seminimal mungkin, bahan ajar diseleksi yang penting atau pokok saja, pembelajaran tatap muka diadakan tidak harus setiap hari, dan jumlah perserta didik di kelas amat dibatasi.
Seperti diketahui  uji coba pembelajaran tatap muka  di Jawa Tengah akan digelar pada 5 April mendatang. Sebanyak 140 sekolah dilibatkan dalam pelaksanaan uji coba itu.

Pada kesempatan sama, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Hari Wuljanto mengatakan pelaksanaan uji coba PTM, akan dilaksanakan dengan ketentuan ketat. Sekolah dan orang tua siswa wajib melakukan protokol kesehatan dari siswa berangkat, di dalam sekolah hingga pulang ke rumah.

“Semua sekolah yang menggelar PTM juga harus menyiapkan sarana prasarana protokol kesehatan. SOP harus ketat dan kami akan minta laporan harian dari pelaksanaan itu,” tuturnya.

Menurutnya, setiap sekolah yang akan menggelar PTM wajib mematuhi pedoman pembinaan pengawasan satuan pendidikan yang dikeluarkan Kemenkes. Nantinya, pihaknya akan menggandeng instansi terkait dalam hal pengawasan.
“Kami sudah menggelar rapat koordinasi dengan lintas sektoral, termasuk Kabupaten/Kota dan Kemenag terkait hal ini.

Mereka sudah mengusulkan nama-nama sekolah yang akan melakukan PTM. Ada 140 sekolah dalam uji coba tahap pertama pada 5 April besok,” ujanrya.
Tidak menutup kemungkinan, lanjutnya, ada Kabupaten/Kota yang mengusulkan lebih dari satu jenjang pendidikan PTM. Hal itu nantinya diserahkan kepada Bupati/Wali Kota dengan pengawasan ketat dan pendampingan dari Pemprov.

“Kalau ada satu siswa saja yang positif, maka PTM harus ditutup. Sekolah yang terdapat kasus positif, harus memperbaiki prokesnya, memenuhi sarana prasarananya dan jika setelah evaluasi dimungkinkan untuk dibuka kembali, maka akan dibuka. Jadi fleksibel,” tuturnya.
Dalam pelaksanaan PTM, dia menambahkan hanya diikuti 70-110 siswa per sekolah. Jam pembelajaran tidak lebih dari 4 jam sehari, dengan satu mata pelajaran maksimal 30 menit tanpa istirahat,” pungkasnya.

  ** Taufiq.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *