DEMAK – SUARAJAVAINDO.COM – Ratusan warga Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai desa di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, menggelar aksi jalan kaki dan istighosah akbar pada Minggu (15/6). Aksi ini merupakan bentuk protes damai terhadap bencana rob yang terus-menerus melanda wilayah pesisir Sayung selama lebih dari satu dekade tanpa penanganan serius dari pemerintah.
Aksi dimulai dari depan Masjid Besar Sayung, tempat massa berkumpul sambil membawa spanduk dan poster bertuliskan tuntutan kepada pemerintah. Mereka berjalan kaki menuju kawasan yang terdampak rob paling parah sambil melantunkan shalawat dan doa. Suasana religius mewarnai aksi ini, mencerminkan semangat warga untuk menyampaikan aspirasi dengan damai dan bermartabat.
Setibanya di lokasi terdampak, warga melaksanakan istighosah kubro, yakni doa bersama memohon pertolongan kepada Allah SWT. Mereka berharap diberi kekuatan menghadapi musibah berkepanjangan ini, sekaligus agar pemerintah segera memberikan solusi nyata bagi penderitaan masyarakat pesisir Sayung.
Tokoh NU setempat, KH. M. Yusuf Amin, dalam ceramahnya menyampaikan bahwa aksi ini bukan bentuk perlawanan atau provokasi, melainkan seruan moral agar suara rakyat yang sudah terlalu lama terabaikan bisa didengar. Ia menekankan bahwa penderitaan warga bukan hanya soal genangan air, tetapi juga kehilangan hak dasar atas tempat tinggal yang layak dan akses ekonomi.
“Sudah lebih dari 10 tahun warga Sayung hidup dalam genangan. Rumah rusak, akses jalan tergenang, perekonomian lumpuh. Kami minta negara hadir, tidak cukup hanya dengan janji-janji,” ujar KH Yusuf dengan nada tegas namun penuh harap.
Menurut data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, lebih dari 3.000 rumah di Kecamatan Sayung mengalami dampak rob secara permanen. Banyak di antaranya kini tidak lagi layak huni, sementara sebagian warga terpaksa tetap tinggal karena tidak memiliki alternatif lain.
Koordinator aksi, H. Slamet Rohmat, menyampaikan bahwa kegiatan serupa akan terus digelar secara berkala jika belum ada tindakan konkret dari pemerintah daerah maupun pusat. Ia menegaskan bahwa warga tidak akan tinggal diam melihat kondisi kampung halaman mereka semakin tenggelam oleh air laut setiap tahunnya.
“Kami tidak menuntut yang muluk-muluk. Kami hanya ingin ada perhatian nyata, solusi jangka panjang. Kalau perlu pembangunan tanggul, relokasi, atau peninggian jalan, lakukanlah dengan serius dan terencana,” ujarnya.
Aksi ini berlangsung tertib dan aman dengan pengawalan dari aparat gabungan Polsek Sayung serta personel Banser NU. Tidak ada laporan insiden atau gangguan selama kegiatan berlangsung. Warga berharap, setelah aksi ini, pemerintah benar-benar membuka mata dan telinga terhadap derita warga pesisir yang terlalu lama dibiarkan berjuang sendiri.
#BLED'EKS